Ketoprak riwayatmu kini

Ketoprak bagi sebagian besar masyarakat Jawa Tengah dan Jogjakarta mungkin sudah tidak asing lagi. Tapi bagi sebagian lagi yang kebanyakan pemuda dan akan-anak, ketoprak mungkin menjadi hal  asing di telinga mereka. Ketoprak adalah salah satu kesenian tradisional jawa berupa seni peran yang diiringi musik gamelan.

Jaman saya masih SD dulu, ketoprak menjadi salah satu hiburan favorit warga yang sedang mempunyai hajat entah mantu (nikahan) atau acara sunatan. Selain menjadi favorit yang punya hajat (kalau ada hiburannya, biasanya akan banyak tamu yang nyumbang/buwoh), ketoprak juga menjadi hiburan gratis warga sekitar. Saya masih ingat betul, dulu setiap ada yang nanggap ketoprak saya hampir tidak pernah melewatkannya. Baca lebih lanjut

Bicycle = Obahe Sikil?

KOMPAS.com – Di tengah kontroversi sejarah asal penemuan sepeda, sebagian ontelis di Indonesia – julukan bagi penggemar sepeda ontel – memiliki versi sendiri, yaitu sepeda berasal dari bahasa Jawa. Kok, bisa?

”Kalau tidak percaya, bisa dirunut dari asal kata bahasa Inggris bicycle yang diambil dari kata bahasa Jawa obahe sikil (kayuhan kaki),” kata Iswartono, penggila sepeda onthel dari Bogor yang asli Solo, sambil senyum-senyum.

Teori ini memang lebih untuk guyonan sesama ontelis, jelas tak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tetapi, jauh di balik lelucon itu sebenarnya adalah semangat ontelis ini untuk membumikan sepeda ke dalam budaya mereka melalui idiom lokal. Baca lebih lanjut

Menulis Itu Tak Mudah

Menulis bagi saya bukanlah pekerjaan mudah. Beberapa kali mencoba membuat  blog, saya merasakan betul bagaimana susahnya membuat satu tulisan. Lagipula pada dasarnya saya memang tidak pandai mengolah kata-kata menjadi kalimat demi kalimat dan membentuk satu buah tulisan.

Saya ingat betul waktu masih duduk di bangku sekolah dulu saya merasa malas bila tiba waktunya pelajaran Bahasa Indonesia dan ada tugas mengarang. Tapi mau tak mau tugas itu harus dikerjakan. Yang saya tahu dalam mengerjakan tugas mengarang ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. Pertama tentukan tema karangan. Kedua tentukan jenis karangan ada narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi. Ketiga buat kerangka karangan yang meliputi pendahuluan, isi karangan dan penutup karangan. Baru keempat tentukan judul karangan. Tapi dengan mengikuti langkah-langkah tersebut saya masih saja mengalami kesulitan terutama di awal-awal tulisan.

Entahlah saya selalu merasa ada yang janggal dengan tulisan saya. Pada dasarnya saya ingin tulisan saya mempunyai kesalahan sekecil mungkin meskipun saya sadar tidak ada salah benar dalam hal mengarang. Masalahnya apakah tulisan itu nantinya menarik atau tidak untuk dibaca oleh orang lain terutama oleh guru waktu itu.

Kesulitan menulis masih saya alami hingga saat ini. Saya sudah membaca berbagai tips di beberapa website dan blog, hasilnya saya hanya bisa memahami cara menulis yangbaik tanpa bisa mempraktekkan bagaimana menulis yang baik itu. Dari beberapa tips yang pernah saya baca, ada dua tips yang menurut saya cukup mewakili bagaimana menulis yang baik. Dua tips itu yaitu:

  • Teruslah berlatih menulis. Jangan pernah berhenti menulis. Sebab menulis itu seperti menyetir mobil. Semakin tinggi jam terbang maka keahlian menulis juga akan semakin baik.
  • Rajin-rajinlah membaca buku-buku yang berkualitas. Jika tubuh kita diibaratkan “pabrik penulis”, maka inputnya – antara lain adalah bacaan, dan outputnya (atau produk yang dihasilkan) adalah tulisan. Dengan demikian, kegiatan membaca bagi seorang penulis sangat penting. Tulisan kita akan banyak diwarnai oleh jenis bacaan yang kita lahap. Bila Anda rajin membaca teenlit, maka Anda akan menjadi seorang penulis teenlit. Bila Anda rajin membaca opini di surat kabar, maka Anda akan menjadi seorang penulis opini. Demikian seterusnya.

Itu hanyalah dua tips yang pernah saya baca di sebuah blog. Tentunya masih ada banyak lagi tips dan cara untuk menulis yang baik dan menarik. Tapi bagi saya menulis memang memerlukan keahlian khusus dan saya sadar saya masih perlu banyak balajar dan berlatih untuk  bisa membuat tulisan yang baik.(Harr/Randublatung)

Ngeblog Lagi ??

Bismillahirohmanirrohim,

Lama, sangat lama saya tidak menyentuh lagi blog ini. Tulisan terakhir blog ini muncul bulan Desember tahun 2008. Sedangkan sekarang bulan Juni 2010. Jadi hampir dua tahun blog ini tidak diperbarui. Sampai kemudian saya menemukan kembali sedikit semangat untuk menulis lagi.

Masih belum tahu apakah saya akan membuat lagi tulisan di blog ini, yang pasti niatan untuk itu memang ada. Sebagai permulaan, hari ini saya sedikit merubah tampilan yang memang belum pernah berubah dari pertama kali adanya blog ini. Semoga ke depan saya mendapat energi dan inspirasi lebih untuk kembali membuat tulisan di sini. Amin. (Harr/Randublatung)

Gas Elpiji Langka, Salah Siapa?

elpiji

Program konversi minyak tanah ke gas elpiji kembali menuai kecaman. Sebelumnya masyarakat enggan beralih ke gas elpiji karena berpikir gas lebih mahal. Tapi pemerintah tak mau peduli, rakyat seperti dipaksa. Mau tidak mau harus mau mengganti konsumsi bahan bakar dari minyak tanah ke gas elpiji. Dan rakyatpun mengalah, baiklah kita pakai elpiji toh kompor dan tabung diberikan gratis oleh Pemerintah. Begitu mungkin pikir mereka.

Tapi kenyataan bicara lain. Setelah rakyat benar – benar memakai elpiji, tentunya dengan konsekwensi minyak tanah menghilang di daerah mereka, saat ini rakyat kembali dihadapkan pada permasalahan baru : GAS ELPIJI SUSAH DIDAPAT.

Hal ini terjadi di banyak tempat, mulai dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya bahkan sampai luar jawa. Kelangkaan elpiji ini mulai mengganggu kelangsungan usaha kecil di beberapa daerah yang terkena program konversi.

Saiman, seorang pedagang bakso di Jakarta sudah empat hari tidak berjualan. Tabung elpiji ukuran tiga kilogram miliknya dibawa ke sejumlah sudut Ibu Kota mencari pengecer yang masih punya stok. Namun, sampai lelah berputar putar dengan sepeda ontelnya, Saiman tak kunjung bisa menukarkan tabung gas miliknya.

Pertamina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ketersediaan bahan bakar di negeri ini hanya bisa mengumbar janji janji saja. Kali ini Pertamina kembali berjanji selasa (16/12) ini pasokan akan kembali normal. Pertamina juga tak mau disalahkan dan menunjuk kepanikan konsumen sebagai biang keladi langkanya elpiji di pasaran.

Lalu bagaimana kata pemerintah? Nggak jauh beda. Pemerintah mengakui ada hambatan pasokan karena dua kilang rusak bersamaan. Tapi perilaku masyarakat yang berlebihan menjadikan kelangkaan kian meluas. “Jadi biasa kalau ada kekurangan, orang yang tak kekurangan ikut membeli,” kata Wakil Presiden Yusuf Kalla pada suatu kesempatan.

Jadi cukup dengan saling menyalahkan saja lalu masalah akan teratasi dengan sendirinya? Lalu dimana letak rasa keberpihakan Pemerintah kepada rakyatnya? Apa iya rakyat disuruh menyelesaikan sendiri setiap permasalahan yang dihadapi?

Mungkin saya akan lebih sering mendengar kalimat seperti ini: “Pemerintah maunya gimana sih, dulu pakai minyak tanah disuruh pakai gas, sekarang sudah pakai gas malah gasnya nggak ada. Beli minyak tanah juga harus ngantri. Kayak jaman PKI saja.”(Harr/Randublatung)